Pages

2014/01/30

The Chief, dan pengalaman pertama manggung😄

Waktu itu satu bulan menjelang Pensi, Aku, Dwiki dan Adit temanku berniat untuk membentuk sebuah band untuk mengisi acara di sekolahku. Aku sebagai keyboardist, Dwiki sebagai guitarist dan Adit sebagai Drummer. Namun kita kekurangan personil, dan akhirnya kita mencari 3 personil yang ahli dalam Bass, Gitar dan Vocal.

Setelah kami mencari cari 3orang personil, akhirnya ada 3 orang yang bersedia bergabung di band kami. Yaitu Corry sebagai guitarist, Cholid sebagai vocalist. Setelah itu kami bingung untuk menamai band ini. Dan setelah menemui titik temu, kami menamai band ini dengan nama “The Chief”, itu adalah nama sebuah studio musik yang berlokasi di GOR. Nah dari situ kami memulai latihan latihan rutin mengenai band kita.

Satu Minggu sebelum pensi, Osis menyuruh kita untuk membayar 60ribu untuk meregistrasikan band kita kedalam pensi. Setelah pulang sekolah kami langsung latihan di studio Corner. Kami memilih lagu separuh nafas dari dewa untuk kita tampilkan. Dan itu semua berjalan dengan lancar, alangkah senang hati kita dengan melihat the chief bisa sukses menggarap sebuah lagu dengan lancar.

Satu hari sebelum Pensi, semua band menyiapkan 2lagu. Namun kita? Hanya satu lagu. Kami mencari cari studio yang kosong, tapi semua studio yang kami datangi ternyata full. Sampai akhirnya kami kembali ke studio corner dan sepakat untuk membooking studio untuk besok jam 6 pagi!. Sungguh mustahil untuk menggarap  satu lagu dalam waktu yang sesingkat itu, apalagi kami tampil lebih awal saat pensi dimulai.

Keesokan harinya, pagi pagi sekali aku sudah berangkat ke studio. Dengan semangat kami merundingkan lagu yang akan kami tampilkan nanti. Dan akhirnya kita menyepakati lagu Peterpan, jauh mimpiku. Dan kami pun memasuki studio dan mulai latihan dengan hati yang deg degan.

Dan akhirnyaaaaaaaaaa, kami datang di sekolah. Suasana sudah ramai, banyak alumni alumni yang datang ke sekolah. Dan kami pun segera menuju belakang panggung untuk menunggu panggilan tampil. “Dan kita sambut, ‘The Chief’ “. Kami pun langsung begegas menuju atas panggung dengan hati yang dag dig dug. Lagu pertama yaitu Separuh Nafas, Wow, itu semua diluar dugaan. Kami tampil dengan bagus, sehingga pada saat akhir perform kami mendapat applaus yang luar biasa dari penonton, hihihi. Lagu kedua yaitu Jauh mimpiku, dan itu semua jauh dari perkataan bagus. Itu mengecewakan! Tapi kami tetap bangga bisa tampil di acara Pensi sekolah, sungguh pengalaman yang tidak terlupakan bukan? Wkwk. 



Dari kiri ke kanan : Riza (aku sendiri, keyboardist), Adit (Drummer), Ziddu (Lead Guitarist), Corry (Guitarist), Cholid (Vocal), Jemba (Bassist)
  

2013/03/17

Tragedi Munich 1958 : Forever Remembered



Tanggal 6 Februari 1958 merupakan tanggal kelam bagi seluruh Fans Manchester United diseluruh dunia. Karena tepat dihari itu beberapa pemain terbaik musim 1957/1958 yang diberi julukan "The Busby Babes" tewas dalam kecelakaan pesawat di Bandara Munich-Riem, Munchen, Jerman.


Kejadian
Bermula saat Tim Busby Babes kembali ke Inggris setelah melakukan Pertandingan Vs Red Star Belgrade (Slovakia) di Piala Champions. Pemain terbang ke Inggris Menggunakan Pesawat Airspeed Ambassador milik penerbangan Britihs Europan Airways (BEA).


Sir Matt Busby dengan The Busby Babes
Untuk sampai ke Inggris Pesawat harus mengisi Bahan Bakar agar sampai ketujuan. Maka dipilihlah Bandara Munich-Riem dikota Munchen. Setelah Selesai mengisi Bahan Bakar Pilot 'James Thain' dan Ko-Pilot 'Kenneth Rayment' mencoba Lepas Landas 2 kali namun gagal, karena bermasalah dimesin. Karena Jadwal padat Sang Kapten menolak untuk menginap di Munchen dan memilih Lepas Landas untuk 3 kalinya.
Untuk Lepas Landas ke 3 salju mulai turun dan menyembakan lintasan berlumpur. Ketika menyentuh lumpur pesawat hilang kendali dan menabrak Pagar dan berhenti setelah menabrak Rumah warga. Percikan api langsung menyambar Tanki Minyak yang baru terisi dan menyebabkan menyala api yang luar biasa besar.


Kondisi Pesawat Airspeed Ambossador

Setelah itu kapten Thain langsung menyuruh semua penumpang menghindar dari pesawat yang mau meledak, Namun tidak dengan Kiper Harry Gregg, dia langsung mendekati pesawat dan menolong rekannya yang masih terjebak didalam pesawat.
Orang pertama yang ditolang Gregg adalah 'Bert Whalley' Salah satu staff Manutd namun saya Bert sudah tewas. Harry kembali menunjukan sikap kepahlawanannya setelah berhasil menolong Bobby Charlton dan Denis Viollet.
Pilot 'James Thain' Kembali berteriak kepada Harry untuk menjauh dari pesawat yang mau meledak tersebut. "Lari Tolol !!! Pesawat ini akan segera meledak" ucap Pilot sambil menolong Ko-Pilot Rayment yang masih tejepit.


The Hero Of Munich "Harry Gregg"
Karena keberaniannya Harry Gregg dijuluki "Hero Of Munich"

"Aku mencoba menemukan temanku Blanchy, ternyata dia masih hidup namun keadaanya sangat parah, Lengannya nyaris putus. Disebelahnya (Blanchy) kutemukan Roger Byrne (Kapten) yang sudah tidak bernyawa.

"Aku berteriak minta tolong kemudian Charlton dan Viollet berdiri, kutemukan Sir Matt Busby terbaring diluar pesawat dengan kaki tejepit" Ucap Harry Gregg


Koran Lokal "21 Mati, Pesawat MUFC Tabrakan"

Kejadian Itu merengut 21 Jiwa dari 44 penumpang dalam pesawat tersebut.

Kru Pesawat


  1. Kennenth Rayment [ Co-Pilot] (3 Minggu Kemudian Meninggal karena Geger Otak)
  2. Tom Cable [Pramugara]

Pemain Manchester United


  1. Geoff Bent
  2. Roger Byrne
  3. Eddie Colman
  4. Mark Jones
  5. David Pegg
  6. Tommy Taylor 
  7. Liam Whelan 
  8. Duncan Edawards (15 Hari Kemudian Meninngal)

Staff Manchester United


  1. Walter Crickmer [Sekretaris Klub]
  2. Tom Curry [Trainer]
  3. Bert Whalley [Staff Kepelatihan]

Penumpang Lain



  1. Bela Miklos [Agen Perjalanan]
  2. Willy Satinoff [Fans/Kerabat Sir Matt Busby]